Selasa, 27 April 2010

Perkembangan Budaya Bacson-Hoabinh
Istilah Bacson-Hoabinh ini dipergunakan sejak tahun 1920-an, yaitu untuk
menunjukkan suatu tempat pembuatan alat-alat batu yang khas dengan ciri dipangkas pada
satu atau dua sisi permukaannya. Daerah tempat penemuan dari peninggalan kebudayaan
Bacson-Hoabinh di temukan diseluruh wilayah Asia Tenggara, hingga Myanmar (Burma)
di barat dan keutara hingga propinsi-propinsi selatan dari kurun waktu antara 18000 dan
3000 tahun yang lalu. Namun pembuatan kebudayaan Bacson-Hoabinh masih terus
berlangsung di beberapa kawasan, sampai masa yang lebih baru.
Ciri khas alat batu kebudayaan Bacson-Hoabinh adalah penyerpihan pada satu atau
dua sisi permukaan batu kali yang berukuran lebih kurang satu kepalan, dan sering kali
seluruh tepiannya menjadi bangian yang tajam. Hasil penyerpihannya itu menunjukkan
berbagai bentuk seperti lonjong, segi empat, segitiga dan beberapa diantaranya ada yang
mempunyai bentuk berpinggang.
Menurut C.F. Gorman dalam bukunya The Hoabinhian and After: Subsistance
Patterns in South East Asia during the latest pleistocene and early recent periods ( 1971 )
menyatakan bahwa penemuan alat-alat dari batu paling banyak ditemukan dalam
penggalian pegununggan batu kapur di daerah Vietnam bagian utara, yaitu daerah Bacson
pegunungan Hoabinh.
Disamping alat-alat dari batu yang berhasil ditemukan, juga ditemukan alat-alat
serpih batu giling dari berbagai ukuran, alat-alat dari tulang dan sisa-sisa tulang belulang
manusia yang dikuburkan dalam posisi terlipat dan ditaburi zat warna merah.
Sementara itu, didaerah Vietnam ditemukan tempat-tempat pembuatan alat-alat batu,
sejenis alat-alat batu dari kebudayaan Bacson-Hoabinh. Bahkan di Gua Xom Trai ( dalam
buku Pham Ly Houng ; Radiocarbon Dates of The Hoabinh Culture in Vietnam, 1994 )
ditemukan alat-alat batu yang sudah diasah pada sisi yang tajam. Alat-alat batu dari Gua
Xom Trai tersebut diperkirakan berasal dari 18000 tahun yang lalu. Kemudian dalam
perkembangannya,alat-alat dari batu atau yang dikenal dengan kebudayaan Bacson-
Hoabinh, tersebar dan berhasil ditemukan, hampir diseluruh daerah Asia Tenggara, baik
daratan maupun kepulauan, termasuk wilayah Indonesia.
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Menganalisa Perdaban Indonesia
dan Dunia
Mengidentifikasi peradaban awal
masyarakat di dunia yang berpengaruh
terhadap peradaban Indonesia
Peradaban Awal Masyarakat di Dunia yang Berpengaruh terhadap Peradaban Indonesia
Modul Sejarah Kelas 1 (X b) SMA / MA ‘06 29
Di wilayah Indonesia, alat-alat batu dari kebudayaan Bacson-Hoabinh dapat
ditemukan pada daerah Sumatra, Jawa , Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi sampai Ke
Papua ( Irian Jaya ). Di daerah Sumatra alat-alat batu sejenis kebudayaan Bacson-
Hoabinh ditemukan di Lhokseumawe dan Medan. Benda-benda itu berhasil ditemukan
pada bukit-bikit sampah kerang yang berdiameter sampe 100 meter dengan kedalaman 10
meter. Lapisan kerang tersebut diselang selingi dengan tanah dan abu.
Tempat penemuan bukit kerang ini pada daerah dengan ketinggian yang hampir
sama dengan permukaan air laut sekarang dan pada kala Holosen. Daerah tersebut
merupakan garis pantai. Namun, ada beberapa penemuan yang pada saat sekarang telah
berada di bawah permukaan laut. Tetapi kebanyakan tempat-tempat penemuan alat-alat
dari batu disepanjang pantai telah terkubur dibawah endapan tanah, sebagai akibat
terjadinya proses pengendapan yang berlangsung selama beberapa milenium yang lalu.
Banyak benda-benda peralatan budaya dari batu yang berhasil dikumpulkan oleh
para ahli dari bukit sampah kerang di Sumatra.sebagian besar dari peralatan yang
ditemukan berupa alat-alat batu yang diserpih pada satu sisi dengan lonjong atau bulat
telur.
Pada daerah jawa, alat-alat kebudayaan batu sejenis dengan kebudayaan Bacson-
Hoabinh berhasil ditemukan didaerah lembah sungai bengawan solo. Penemuan alat-alat
dari batu ini dilakukan ketika penggalian untuk menemukan fosil-fosil (tulang belulang)
manusia purba. Peralatan batu yang berhasil ditemukan memiliki usia yang jauh lebih tua
dari peralatan batu yang berhasil ditemukan memiliki usia jauh lebih tua dari peralatan
batu yang ditemukan pada bukit-bukit sampah kerang di Sumatra hal ini terlihat dari cara
pembuatannya.
Peralatan batu yang berhasil ditemukan di daerah lembah Bengawan Solo (Jawa)
dibuat dengan cara dengan sangat sederhana dan belum diserpih atau di asah. Dimana batu
kali yang telah dibelah langsung di gunakan dengan cara menggengamnya. Bahkan
menurut Fon Koenigswand (1935–1941), peralatan dari batu itu digunakan oleh manusia
purba Indonesia sejenis Pithecanthropus Erectus dan juga berdasarkan penelitiannya,
peralatan-peralatan dari batu itu berasal dari daerah Bacson-Hoabinh.